Minggu, 28 Agustus 2011

UCAPAN MAAF DI HARI RAYA



Hari Raya Idul Fitri masih kurang dua hari lagi, namun di hpku sms ucapan berhalal bi halal sudah mulai bermunculan. Sebelumnya sms itu bagiku merupakan hal biasa, rutin tahunan, yang harus juga dibalas dengan penyesuaian kata-kata ucapannya dan status orangnya, karena tentu beda antara membalas ucapan kepada saudara, teman, guru, sahabat, anak-anak, murid, kolega dan lain-lainnya. Tidak tahu sekarang, semalam ketika ada keinginan menulis dan tidak ad aide, dan ketika ada sms aku menjadi terinspirasi, sms yang masuk aku cermati dan aku pelajari. Bahkan aku coba brossing sms di internet, wo…. banyak dan beragam sekali. Buat orang yang sulit berkata-kata, kemudahan untuk menggunakan kata-kata yang telah dibuat orang lain kini makin membantu. Kemajuan teknologi telah dengan mudah memperluas kesempatan berbagi dan mendorong kreativitas manusia.

Teknologi hp dengan fitur ‘forward’ dan ‘edit’nya memungkinkan seseorang memanfaatkan ucapan yang telah diterimanya untuk disampaikan kepada orang lain dengan imbuhan lain atau langsung kirim. Tentu pilihan itu sudah diukur kecocokannya, kepantasannya, keindahannya tergantung ukuran dan kesenangan masing-masing orang perorang. Ada yang suka berpantun, ada yang suka serius, lucu, unik dan ada pula yang konservatir dan lugas seperti yang biasa tertulis di kartu-kartu lebaran tempo dulu. Aku sendiri pernah kepincut untuk ‘menggunakan’ ucapan dari saudara yang aku merasa cocok dan mengadaptasikan sebagai ucapan untuk keluarga kami. Aku juga tahu beberapa temanku mengutip dari internet, beberapa yang lain aku tahu juga buat sendiri.


Ada teman yang berterus terang sekalipun tidak pernah membuat, males dan tidak bisa, ia hanya menunggu ucapan orang lain lalu menggunakannya untuk orang lain. Saya tahunya ketika mencoba memuji ucapan yang dikirimnya, ia menjadi merasa malu dan ia mengatakan ‘kui aku kulakan friend’. Tapi ia jujur, memang selama ini sang teman ini tidak pernah berpantun, tidak pernah mengekspresikan bakat seni puitisnya, tiba-tiba di hari fitri ia menjadi melankolis, padahal aku suka dan memuji ucapannya dengan senang. Buatku, sang teman ini sesungguhnya sudah mempunyai ‘ketertarikan’ pada hal yang indah, yang menghaluskan rasa, cuma tidak terkondisi lantaran diliputi aktivitas yang menuntutnya serba mekanis dan cepat. Atau bisa juga lingkungannya tidak mendukung untuk memungkinkan seminya pengetahuan ‘rasa’.


Alhammdulillah, dari dulu aku sendiri disuburkan pada lingkungan yang mendorong untuk segala sesuatu kalau perlu buat sendiri, bahkan kalau bisa untuk dibagi. Sejak SMP aku beruntung punya guru lukis dan guru bahasa Indonesia yang memungkinkan aku berkreativitas membuat kartu lebaran sendiri, bahkan membuatkan keperluan teman. Hal itu terus terus terkondisi hingga kuliah, karena aku punya komunitas seni ‘Lentera’, ‘Kenthong banyumasan’ dan ‘Teater Bio’. Sampai sekarang hal itu masih terpelihara ala kadarnya, konon kata Guru Spiritualku itu baik untuk menjaga sekaligus mensyukuri nikmat anugerah Allah SWT menyangkut penggunaan totalitas otak kita. Katanya orang akan mudah mengalami struk, stress kalau sisi otak yang mengelola pengetahuan ‘transendental’ dan ‘subyektif/seni/olah rasa’ jarang digunakan. Untuk itu sampai kapanpun aku berharap masih diberi energi untuk membaca, menulis, dan melukis.


Kata Guru Lakuku, bahwa ucapan untuk Hari Raya Idul Fitri itu sebenarnya sederhana saja intinya, yaitu ‘mengucapkan kemenangan puasa’ yang diekspresikan dengan ucapan ‘Selamat idul Fitri’ bermakna selamat kembali bersih, serta ‘ucapan permohonan maaf’ atas dosa dan kesalahan sesama manusia yang diekspresikan melalui ucapan ‘mohon maaf lahir batin’. Tetapi karena kodratnya bahwa manusia suka akan keindahan, sopan santun dan halus bahasa maka ucapan itu menjadi ‘perlu’ dirangkai sedemikian rupa agar lebih menyenangkan hati. Tetapi juga jangan disalahkan ketika tatanan ucapan Hari Raya kemudian bergeser dari intinya, misalnya bunyinya cuma begini: ‘…..setelah kita sebulan berpuasa, hari ini kita kosong-kosong ya….’. Itu ucapan yang ‘ngegaul’ sesuai dengan umur dan komunitas anak-anak sekolahan, jangan dinilai dengan ukuran ucapan orang tua.


Untuk menambah gambaran tentang ragam ucapan yang mewarnai hadirnya Hari Raya Idul Fitri yang merupakan hari kemenangan bagi umat Islam sedunia ini, di bawah ini saya kutip sms yang pernah masuk hpku dan beberapa dari internet.





“Hati bergetar kala mendengar kumandang takbir Akbar . Mengingatkan datangnya Hari Kemenangan. Minal Aidin Wal Faizin, mohon maaf lahir dan batin”



“Fitrah sejati adalah mengakbarkan Allah… dan Syariat-Nya di alam jiwa...di dunia nyata, dalam segala gerak di sepanjang nafas dan langkah semoga seperti itulah diri kita di hari kemenagan ini... Selamat Idul Fitri , Mohon Maaf lahir dan Batin ".



“Sebait Kata Maaf Tuk Menghapus Salah & Khilaf ... Agar Hari Kita Bersih Seperti Terlahir Kembali… Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1432 H Mina Aidin Walfaidzin ‘ Mohon Maaf Lahir & Batin “

“Mangan sate sak gulene, sego megono bumbu kemiri kapan wae lebarane, sugeng riyoyo idul fitri tumbar merico kecap asing nyuwun ngapuro lahir lan batin ".



“Eid… a time for joy, a time for togetherness, a time to remember my blessings...May Allah bless you.."



“Pertemuan hanya sarana, yang utama. Nyuwun pangapunten sedaya kalepatan.. kagayuh krenteging ati, karena zaman tak dapat dilawan, Kepercayaan harus diperjuangkan”



“Takbir, tahmid, dan tahlil berkumandang menghantarkan gema hati tuk memohon ampunan kepadaNya kepada sesama umatNya tulus ikhlas dari lubuk sanubari yang terdalam Selamat Idul Fitri Minal Aidin Wal Faidzin. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan ."



“Sepuluh jari tersusun rapi… Bunga melati pengharum hati.... SMS dikirim pengganti diri .... Memohon maaf setulus hati.... Mohon maaf lahir dan batin, met idul fitri...."



“Teriring gema takbir memuji kebesaran Allah SWT. Kami mengucapkan Selamat hari Raya Idul Fitri. Mohon Maaf Lahir dan Batin ".



" Satukan tangan satukan hati. Itulah indahnya silahturahmi di hari kemenangan. Kita padukan keikhlasan untuk saling memaafkan. Selamat hari raya Idul Fitri, Mohon maaf Lahir Batin ".



“Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi. Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa. Hidup ini terasa indah jika ada maaf. Taqabalallahu Minna Waminkum… “

"anak kodok makan ketupat, makan ketupat sambil melompat, kita ketemu tak sempat lewat,
Mohon maaf lahir bathin ye… "

"Mata bisa salah lihat. Kuping bisa salah dengar. Mulut bisa salah bicara. Hati bisa salah sangka. Di hari yang fitri ini. Mohon maaf lahir dan batin. Selamat Hari Raya Idul Fitri."

Nah, untuk lebaran tahun ini, kemarin malam telah aku coba rangkai ucapan yang aku rangkai khusus untuk pembaca blog ini, sekaligus mulai aku kirim ke kerabat, guru-guruku, teman-teman dan kolega aku yang aku sayangi. Tentu ungkapan melalui tulisan atau sms harus disadari belumlah cukup, mengokohkan silahturahmi akan makin indah dan lebih nyata ketika kita bisa berjabat tangan, berinteraksi, berbagi rejeki, berbuat kebaikan bersama, saling mengingatkan, saling bantu membantu dan lain sebagainya yang positif. Untuk itu mari kita selalu berdoa diberi barokah umur dan kesehatan hingga kita bisa bertemu dan bertatap muka. Amin.

……dengan kerendahan hati…..
sebelum bedug bertalu, sebelum takbir menggema
ijinkan kami ulurkan tangan beruntai keiklasan
dengan beribu ketulusan
berharap bersih dan satukan hati
perkokoh silahturahmi
menghidupkan hidup
Selamat Idul Fitri 1432
mohon maaf lahir batin
(Untung & Kel)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar