Kamis, 24 Juni 2010

BIJAKNYA ANGGREK



Kata orang jaman sekarang hidup menjadi serba susah, dunia tempat kita tinggal bersama kondisinya makin merusak. Hutan-hutan digunduli, bumi digagahi isinya hingga carut marut rupanya. Konon pada mulanya niat dan slogannya untuk atas nama kesejahteraan manusia, tetapi kenyataannya justru sebaliknya, karena etika dan kebijaksanaan tidak dipedulikan. Nyatanya justru tindakan itu membuat kerusakan sistem alam, yang menyebabkan hilangnya keseimbangan, dan keteraturan alam. Dimulai dengan naiknya suhu panas bumi, hilangnya keanekaragaman hayati, berkurangnya sumber energi, terjadinya bencana alam di berbagai belahan bumi, instabilitas ekonomi, instabilitas keamanan dan lain-lain.


Refreksi kondisi yang sulit itu di negeri ini bisa dicermati mulai dari dirasakan terjadinya serentetan bencana, munculnya problem pangan, mundurnya tingkat kesehatan masyarakat dan lingkungan, besarnya angka pengangguran, meningkatnya keresahan masyarakat, maraknya perilaku disharmoni sosial dan lain-lain. Pada kondisi seperti ini upaya untuk hidup dan keluar dari krisis tanpa semangat bersama untuk memperbaiki kerusakan alam akan makin memparah situasi, memperburuk keadaan serta makin mengancam kehidupan manusia.



Rasanya juga harus disadari bahwa membangun semangat bersama bukan merupakan hal yang mudah dilakukan, terlebih menyangkut hal yang dalam jangka pendek belum tentu dapat dirasakan hasilnya, menyangkut hal yang dalam melakukan memerlukan semangat mau berkorban dan berbagi. Kesadaran itu perlu menjadi alasan bagaimana masing-masing orang terdorong untuk mulai melakukan secara individual. Dalam kontek ini, untuk survival hidup pada masa sulit kita bisa belajar pada cara tanaman anggrek menghadapi lingkungan yang membuat stress.



Tanaman anggrek secara umum di alam hidup pada lingkungan yang marginal, miskin air dan hara. Ada beberapa cara tanaman anggrek yang bisa menjadi pelajaran 'bijak' menghadapi kondisi stress lingkungan, misalnya dengan cara anggrek melakukan aktifitas metabolisme minimal, serta ditunjang daya adaptasi morfologi dan fisiologi yang cermelang. Karena lingkungan hidupnya cenderung selalu kekurangan air, tanaman anggrek beradaptasi hingga memiliki kemampuan regulasi air yang bagus, ia membangun 'seperti' kanal air di organ akar yang disebut 'vilamen', yaitu jaringan lapisan terluar akar yang memiliki kemampuan menangkap dan menyimpan air, juga di setiap bagian tanaman ini memiliki jaringan parenkim yang juga beragam fungsi termasuk bisa untuk menimbun air dan makanan yang mudah dimobilisasi sesauai kebutuhan.



Karena itulah kalau ada orang mengatakan tanaman anggrek adalah tanaman yang manja, hal itu salah besar. Tanaman anggrek adalah tanaman yang paling tidak manja sehingga tidak heran keluarga tanaman ini termasuk keluarga tanaman yang memiliki anggota jenis terbesar dibandingkan keluarga tanaman lain, karena paling adaptif. Urutannya adalah orchidaceae, asteraceae dan leguminoceae. Bayangkan saja, misalnya tanaman anggrek dimasukan dalam kemasan lalu dipaketkan selama satu minggu bahkan bisa dua minggu, tanaman tersebut masih mampu hidup ketika ditangani dengan baik oleh yang menerima paket. Pada kondisi sulit air dan hara anggrek masih tetap memberi keindahan pada lingkungannya. Untuk tanaman lain tentu sudah lalu dan kering.



Marilah secara individu kita belajar bijak dengan memulai melakukan hemat air, kurangi suhu bumi dengan ikut berpartisipasi menghijaukan tempat hidup kita ini kembali yaitu dengan memulai menanam tanaman di sekitar rumah kita, kampung kita, kota kita. Lakukan tidakan-tidakan kecil, kebaikan-kebaikan sederhana karena dari hal seperti itu kita bisa mendapat perubahan besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar