Menghibur diri, memanjakan diri, mencoba untuk santai terlepas dari rutinitas tugas-tugas dan himpitan kerja otak telah menjadi kesepakatan bersama kami, komunitas para kandidat doktor mipa 2008/2009 UA. Tanggal 20-21 februari merupakan waktu yang disepakati bersama kami untuk menggelar hajat itu dan pilihan tempat jatuh di sebuah villa di kota Batu yang terbilang lingkungannya masih 'fress'.
Acara berjalan mulus dan benar-benar memanjakan diri, santai, akrab, menyenangkan, tidak ada notulen yang harus dipatuhi, ketika komunitas beraklamasi 'ke BNS' maka bus bergeraklah ke surga anak-anak bermain, jadilah kami seperti anak-anak 'dewasa' ikutan naik dermolen dengan aneka lampu-lampu warna-warni. Ada yang jantungnya terpicu ada pula yang masih sempat tertawa-tawa. Komunitas setuju 'makan bakso inu malang' maka berame-rame kami nglurug bakso malang milik teman kami yang 'ternyata memberi diskon 50 %'. Asyik-asyik.
Ketika malam makin larut, setelah kami bincang-bincang tentang bagaimana 'membangun kebersamaan', acara dilanjut dengan acara bebas, boleh pilih bobo, ngrumpi di kamar, teras villa ditemani dingin malam atau bisa pula pilih 'berkaraoke' di ruang tengah bersama-sama. Keasyikan itu mengalir, sehingga jangan heran kemudian ada yang begadang hingga terpaksa 'subuhan' dulu baru tidur. Lalu jam tujuh pagi mesti bangun karena nggak mau ketinggalan untuk jalan-jalan menyusuri kampung bunga di Sidomulyo, sebuah kampung produktif yang menghasilkan aneka tanaman hias. Woooooow.
Saya merasa target refressing tercapai, semua happi, bisa tertawa-tawa, goda menggoda, makan durian berame-rame, naik perahu dan panen jambu bersama. Pembelajaran 'bening' pertama yang aku dapatkan mengikuti gelar hajat refressing cukup banyak, salah satunya adalah semakin kuatnya kesadaran bahwa hidup harus berkeseimbangan, tidak bisa tidak. Kita yang mayoritas berumur, punya problem rumah, ada problem kantor, ada harapan yang belum tercapai, butuh sarana pendewasaan, perlu upaya penyeimbang berupa nutrisi batin yang namanya 'refressing sehat' sejenak melupakan hal-hal berat dan rutinitas.
Pelajaran 'bening' yang tidak kalah penting adalah saya makin faham bahwa sekecil apapun ketidaksepahaman, beda pendapat, beda kepentingan, bisa menjadi 'energi polutan' yang berdampak sistemik menyebabkan disharmoni kebersamaan. Di sini kedewasaan diperlukan, sikap mau berpikir positif perlu dibangun, agar ketidaksepahaman, beda pendapat, beda kepentingan malah bisa menjadi barokah yang menempa kita menguatkan semangat 'sabar', mau berbagi dan intropektif. Menyadari kekurangan kita sendiri lebih 'terhormat' dari pada menyembunyikannya dengan terus menyalahkan orang lain.
Harapan saya terakhir, cobalah buang hal kecil yang dirasa kurang pas. Niat membangun kebersamaan jangan dicederai dengan 'guyonan' akan dirilisnya foto beberapa teman pada posisi tidak santun 'misalnya: sedang tidur dengan mulut terbuka, mimik tidak cantik, tidur mendengkur, mengenakan pakaian seadanya dan lain-lain'. Hindari menjelek-jelekan teman. Simpanlah hal unik kita di benak dan folder kita masing-masing, jangan jadikan sumber kontra produktif terhadap niat membangun kebersamaan. Ingak... ! Together will be Better !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar