Umumnya ungkapan ‘alternatif’
sering digunakan untuk menggambarkan suatu pilihan, jalan, rencana, pendekatan
dan lain-lainnya yang bersifat bukan yang utama. Kalau nggak ada pilihan A maka
pilihan alternatifnya adalah B atau C, kalau jalan utama tidak dapat dilewati
maka kita cari jalan lainnya, kalau rencana sat gagal kita jalankan rencana
alternatif, kalau pendekatan satu tidak bisa menyelesaikan maka kita bisa coba
pendekatan alternatif. Alternatif biasanya tidak akan dipilih mana kala yang
utama tersedia atau bisa menyelesaikan.
Tetapi sekarang pemahaman itu
telah bergeser, alternatif bukan lagi alternatif, bukan nomer dua atau tiga
tapi sudah menjadi pilihan pertama, bahkan alternatif malah telah menjadi trend
cara berpikir. Yaitu sebuah cara berpikir di mana orang diajak menggunakan pola
pikir baru, untuk berani meninggalkan pilihan, jalan, rencana, pendekatan yang
utama, yang umum. Pilihan alternatif adalah pilihan menantang, prestise, bercita
rasa dan terbukti telah banyak merubah hidup orang. Terutama alternatif yang
terlahir dari inovasi cerdas, bukan
sekedar alternatif-alternatifan atau keterpaksaan. Inovasi cerdas justru sering
melahirkan hal baru yang sebelumnya ‘dianggap alternatif’ menjadi hal prioritas
di kemudian hari. Air kemasan misalnya,
sebelumnya tidak terbayangkan bisa diterima masyarakat sebagai konsumsi
hariannya terlebih terbilang mahal bisa dikatakan harganya separuh harga bensin
perliternya.
Sekarang produk-produk terbaru berbau
alternatif telah berkembang sedemikian
banyak, termasuk yang paling gencar promosinya dan menarik banyak media adalah
produk ‘pengobatan alternatif’. Mulai dari pengobatan alternatif yang bersifat
rasional maupun pengobatan yang tidak rasional. Mulai dari pengobatnya seorang
anak kecil yang masih bau kencur hingga kakek-kakek dukun yang menjelang
dikubur, pengobatannya mulai dari penggunaan jamu alternatif hingga syarat
maupun alat terapi alternatif berupa gelang, kalung, dan lain-lain. Yang
mengherankan banyak ‘terapist’ yang mengiklankan mampu mengobati dan
menyembuhkan penyakit-penyakit yang mematikan seperti: kangker, tumor, gagal
ginjal, dan lain-lain. Yang lebih mengherankan lagi banyak juga yang laris
manis hingga untuk berobat ke therapist tersebut harus antri bahkan mendaftar
beberapa hari sebelumnya.
Gejala apa itu ? Ketidak
percayaan masyarakat pada dunia kedokteran modern atau karena biaya pengobatan
di rumah sakit dan dokter yang tinggi ? Atau memang pengobatan alternatif lebih
memberi solusi yang lebih mujarab ? Sulit kita jawab dengan pasti. Saya yakin anda pernah dengar ada dokter yang
justru untuk pengobatan sesakitnya sendiri lebih memilih yang alternatef bukan
pengobatan modern, juga mungkin pernah dengar dan menjumpai para terapis yang
mengalami sakit dan berakhir pada rujukan menginap di rumah sakit. Tapi juga
tidak salah sepenuhnya karena orang toh tidak bisa mengobatinya dirinya
sendiri. Yang paling umum yang sering kita baca di berita televisi ataupun
koran yang terberitakan bahwa problem utama masyarakat adalah menyangkut dengan
biaya pengobatan di rumah sakit.
Kata guru spiritualku, bahwa alam kita sesungguhnya adalah teladan
hidup yang sangat baik ketika mau bicara tentang alternatif. Dalam kontek
menjaga keseimbangan, di alam tersedia banyak keragaman yang interaktif untuk
menjamin berjalannya proses kehidupan. Satu elemen memiliki peran beragam
terhadap lainnya, bisa mengontrol atau dikontrol, semua saling interdependensi
atau saling berketergantungan satu sama lainnya, saling melengkapi dan saling
mengendalikan. Karena saling dikontrol dan mengontrol maka di alam setiap ada
kekuatan dominansi yang muncul, maka secara otomatis akan lahir kekuatan ‘anti dominansi’ sebagai
jalan alternatif agar terjadi keseimbangan lagi. Manusia harusnya makin sadar, mana
kala kita telah begitu dominan di alam dan terhadap alam, ketika kita seenaknya merusak alam, maka
pukulan balik ‘anti dominasi’ manusia akan muncul dari alam sebagai upaya ‘alternatif’
mengurangi dominasi, bisa berupa bencana, wabah penyakit peperangan dan lain sebagainya. Berpikir alternatif,
atau usaha pelahiran karya alternatif adalah upaya pengayaan ‘proses’ dalam
hidup untuk mengurangi dominansi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar