Rabu, 02 November 2011

ALTERNATIF



Umumnya ungkapan ‘alternatif’ sering digunakan untuk menggambarkan suatu pilihan, jalan, rencana, pendekatan dan lain-lainnya yang bersifat bukan yang utama. Kalau nggak ada pilihan A maka pilihan alternatifnya adalah B atau C, kalau jalan utama tidak dapat dilewati maka kita cari jalan lainnya, kalau rencana sat gagal kita jalankan rencana alternatif, kalau pendekatan satu tidak bisa menyelesaikan maka kita bisa coba pendekatan alternatif. Alternatif biasanya tidak akan dipilih mana kala yang utama tersedia atau bisa menyelesaikan.

Tetapi sekarang pemahaman itu telah bergeser, alternatif bukan lagi alternatif, bukan nomer dua atau tiga tapi sudah menjadi pilihan pertama, bahkan alternatif malah telah menjadi trend cara berpikir. Yaitu sebuah cara berpikir di mana orang diajak menggunakan pola pikir baru, untuk berani meninggalkan pilihan, jalan, rencana, pendekatan yang utama, yang umum. Pilihan alternatif adalah pilihan menantang, prestise, bercita rasa dan terbukti telah banyak merubah hidup orang. Terutama alternatif yang terlahir dari  inovasi cerdas, bukan sekedar alternatif-alternatifan atau keterpaksaan. Inovasi cerdas justru sering melahirkan hal baru yang sebelumnya ‘dianggap alternatif’ menjadi hal prioritas di kemudian hari.  Air kemasan misalnya, sebelumnya tidak terbayangkan bisa diterima masyarakat sebagai konsumsi hariannya terlebih terbilang mahal bisa dikatakan harganya separuh harga bensin perliternya.   

Sekarang produk-produk terbaru berbau  alternatif telah berkembang sedemikian banyak, termasuk yang paling gencar promosinya dan menarik banyak media adalah produk ‘pengobatan alternatif’. Mulai dari pengobatan alternatif yang bersifat rasional maupun pengobatan yang tidak rasional. Mulai dari pengobatnya seorang anak kecil yang masih bau kencur hingga kakek-kakek dukun yang menjelang dikubur, pengobatannya mulai dari penggunaan jamu alternatif hingga syarat maupun alat terapi alternatif berupa gelang, kalung, dan lain-lain. Yang mengherankan banyak ‘terapist’ yang mengiklankan mampu mengobati dan menyembuhkan penyakit-penyakit yang mematikan seperti: kangker, tumor, gagal ginjal, dan lain-lain. Yang lebih mengherankan lagi banyak juga yang laris manis hingga untuk berobat ke therapist tersebut harus antri bahkan mendaftar beberapa hari sebelumnya.

Gejala apa itu ? Ketidak percayaan masyarakat pada dunia kedokteran modern atau karena biaya pengobatan di rumah sakit dan dokter yang tinggi ? Atau memang pengobatan alternatif lebih memberi solusi yang lebih mujarab ? Sulit kita jawab dengan pasti.  Saya yakin anda pernah dengar ada dokter yang justru untuk pengobatan sesakitnya sendiri lebih memilih yang alternatef bukan pengobatan modern, juga mungkin pernah dengar dan menjumpai para terapis yang mengalami sakit dan berakhir pada rujukan menginap di rumah sakit. Tapi juga tidak salah sepenuhnya karena orang toh tidak bisa mengobatinya dirinya sendiri. Yang paling umum yang sering kita baca di berita televisi ataupun koran yang terberitakan bahwa problem utama masyarakat adalah menyangkut dengan biaya pengobatan di rumah sakit.

Kata guru spiritualku,  bahwa alam kita sesungguhnya adalah teladan hidup yang sangat baik ketika mau bicara tentang alternatif. Dalam kontek menjaga keseimbangan, di alam tersedia banyak keragaman yang interaktif untuk menjamin berjalannya proses kehidupan. Satu elemen memiliki peran beragam terhadap lainnya, bisa mengontrol atau dikontrol, semua saling interdependensi atau saling berketergantungan satu sama lainnya, saling melengkapi dan saling mengendalikan. Karena saling dikontrol dan mengontrol maka di alam setiap ada kekuatan dominansi yang muncul, maka secara otomatis  akan lahir kekuatan ‘anti dominansi’ sebagai jalan alternatif agar terjadi keseimbangan lagi. Manusia harusnya makin sadar, mana kala kita telah begitu dominan di alam dan terhadap alam,  ketika kita seenaknya merusak alam, maka pukulan balik ‘anti dominasi’ manusia akan muncul dari alam sebagai upaya ‘alternatif’ mengurangi dominasi, bisa berupa bencana, wabah penyakit  peperangan dan lain sebagainya. Berpikir alternatif, atau usaha pelahiran karya alternatif adalah upaya pengayaan ‘proses’ dalam hidup untuk mengurangi dominansi.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar