Minggu, 17 Februari 2013

KESEDIHAN


Seorang teman lama bersungut menghampiriku, wajahnya mendung, tinggal sejumput hujan air mata terasa akan tumpah ruah di wajahnya. Aku hapal betul dengan tabiat karib yang satu ini, dalam benakku bertanya tanya ‘kesedihan apa lagi yang menimpa dirinya ?’. Benar saja, gelegar tangis dan derai air mata tak lama meledak. Kalau sudah demikian tidak ada lagi obat apapun yang mampu menghentikannya, tidak ada cara apapun yang mampu meredakan. Solusinya hanya sabar menunggunya dan diam menemaninya, sampai hujan itu menjadi gerimis dan akan terhenti dengan sendirinya. Dari tutur bicaranya yang terbata-bata, sang karib bertutur bahwa ia baru ditipu habis-habisan oleh sindikat penipu telepon hingga tabungannya terkuras habis tinggal tersisa beberapa puluh ribu saja, katanya uang yang terkuras berkisar 58 jutaan rupiah.

Aku bisa memahami, kesedihan yang dirasakan sohib lamaku. Uang tabungan yang habis ludes adalah uang hasil menyisikan belanja bulannya dan penghasilan lain diluar gajinya selama sepuluh tahun ia kerja. Padahal tahun ini ia harus menyediakan uang sekolah anaknya yang masuk SMA dan SMP. Ia sadar. walau pemerintah telah membebaskan biaya sekolah, pada kenyataannya uang pungutan atas nama pembangunan dan lain-lain masih tetap ada. Siapa kiranya yang bisa hidup tanpa uang di jaman seperti ini, semua serba membutuhkan uang. Sangat jarang hal gratis di jaman ini, kalau toh ada yang memberi gratis banyak orang yang menyarankan perlu waspada, jangan-jangan ada ‘udang di balik batu’. Jadi sangat layak siapapun merasa sedih karena kehilangan uang.

Berkaitan dengan masalah kesedihan, Guru lakuku pernah berbicara, ada tiga hal dalam hidup yang sering menjadi penyebab dan layak menjadi alasan kita bersedih. Pertama yaitu kehilangan harta, salah satu contoh seperti yang dialami sang teman yang kehilangan uang karena ditipu seperti tuturan di atas; kedua yaitu kehilangan teman dan orang-orang tercinta; dan ketiga kehilangan kepercayaan.  
        
Kehilangan teman dan orang-orang tercinta sangat rasional menjadikan orang merasa sedih, karena teman dan orang-orang tercinta adalah hal yang menjadikan hidup kita lebih berarti, hidup kita lebih hidup. Tanpa mereka kita kesepian, hidup tidak lagi indah karena dari mereka kita bisa merasakan kehangatan bercengkerama, saling menghargai, berbagi apa saja, serta mengingatkan ketika kita keliru dan salah, melindungi ketika kita lemah. Maka dari itu menjadi teman, atau menjadi orang tercinta bagi orang lain adalah merupakan anugerah dan harus kita berlaku hormat untuk menjaganya, pun demikian juga ketika kita memiliki teman dan orang-orang tercinta harus pula mampu mengelola.

Kehilangan kepercayaan lebih menyedihkan lagi, karena keberadaan kita, menjadi ada dan merasa ada harganya ketika orang mempercayai kita. Manakala orang-orang di sekitar kita tidak mempercayai kita, itu berarti keberadaan kita di mata mereka berada pada titik yang sangat memrihatinkan. Interaksi korporasi, kerjasama, kemitraan, bisnis, menjadi buntu, mandeg, dan akan lahir dampak karambol yang sangat negatif melahirkan ‘mentalitas dan sosok frustatif’. Di negara matahari Jepang bahkan orang yang tidak dipercaya lagi oleh orang-orang di sekitarnya mendorong sikap ‘lebih baik bunuh diri’ dari pada hidup tidak ada gunanya bagi orang lain terutama orang-orang yang sebelumnya mempercayainya dan ia juga percaya. Maka dari itu, dalam Islam kepercayaan adalah amanah yang harus dijaga dan diaktualisasikan sesuai dengan hak dan tanggung jawab yang diembannya.    

Dalam pikiranku sepertinya masih banyak hal yang bisa menyebabkan kesedihan, semestinya orang harus merasa sedih ketika kehilangan rasa, kehilangan semangat, kehilangan jati diri, harapan tidak tercapai dan lain sejenisnya. Karena kesedihan itu juga sangat relatif dan subyektif pada yang merasakannya, sehingga ‘besaran stimulus’ untuk bersedih antara orang satu dengan orang lainnya juga tidak sama. Yang jelas, jika kita sedang bersedih janganlah pilih untuk dirasakan sendiri. Ingatlah, bahwa berbagi dengan orang yang terpercaya adalah hal penting yang perlu kita lakukan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar