Melihat di Koran foto fenomena orang pencari kerja yang berjubel, ngantri dan banyak yang Nampak loyo saya menjadi trenyuh. Terlebih membaca data statistik yang dikeluarkan BPPS total pengangguran negeri ini sudah di angka 8.59 juta, terasa memprihatinkan karena sudah menjadi pemahaman umum bahwa kenyataannya justru lebih besar bahkan bisa berlipat. Trus yang lebih konyol 14.24 % atau 1.22 juta dari penganggur itu justru penganggur terdidik atau ‘sarjana’. Memprihatinkan !!
Kenyataan makin bertambah tahun makin banyak orang pinter (baca: sarjana) yang justru mungkin masih luntang lantung di negeri ini belum memiliki pekerjaan yang tetap. Bayangkan tahun 2009 masih 700.000, dalam setahun pengangguran naik setengah juta orang. Salah siapa ini ? Apakah ini berarti bahwa lembaga pendidikan tinggi (PT) sudah gagal dalam proses edukasinya. Atau salah pemerintah yang tidak mampu menyediakan lapangan pekerjaan karena gagal menarik investasi lantaran ribet dengan urusan politik,
Kata seorang motivator usaha kewirausahaan muda dari Jogja MW , kalau dilihat dari kewajiban pemerintah menurut undang-undang harus memenuhi hajat masyarakat banyak maka pemerintah yang keblinger dililit problem politik. Tapi kalau kita tidak ingin menyalahkan pemerintah, trus bila muatan edukasi dan motivasi kewirausahaan di PT bisa ditingkatkan untuk menciptakan sarjana wirausaha dan bukan sarjana pencari kerja.
PT harus mempunyai orang-orang yang memiliki komitmen, spirit, kalau perlu jadi contoh penggerak dan pelaku kewirausahaan. Orang-orang ini yang bertugas memprovokasi civitas akademika kampus terutama mahasiswa dan alumni untuk tertarik dan terjun di dunia kewirausahaan. Orang-orang itu diharapkan mampu membangun ‘bisnis center’ atau ‘inkubator bisnis’ di kampus yang bisa jadi sumber income PT juga.
Melalui incubator ini diharapkan akan tercipta wirausaha baru yang terdidik yang secara otomatis sangat memungkinkan mereka juga bisa malah membuka lapangan kerja baru yang dapat ikut mengurangi angka pengangguran kita. Bahkan kalau ‘inkubator’ bisnit PT itu benar-benar mampu memaksimalkan perannya maka produk dari proses incubator itu bahkan bisa menjadi kepanjangan tangan peran mereka di masyarakat. Jadi akan tercipta efek ‘karambol’ atau ‘snow ball’ pada bidang kewirausahaan.
Gulu laku di bidang ini yang mampu membangun usaha dari kecil hingga sukses membangun usaha berbasis produk dari laut dari Jawa Timur member satu rumus untuk menjadi wirauswaha sukses yaitu beranilah untuk ‘out of the box’. Untuk dapat menjadi pengusaha sukses orang berlu berpikir di luar kelaziman cara berpikir orang pada umumnya. Harus mau keluar dari tradisi yang ada, harus berani keluar dan meninggalkan romantisme kondisi yang lama dan mungkin menina bobokan kita.
Saya kira ‘out of the box’ merupakan bahasa sederhana yang di agama Islam sesungguhnya tidak lain adalah ‘hijrah’. Sang Rosul kita jelas mengajarkan kepada umatnya untuk hijrah agar tercapai suatu perubahan yang lebih baik, hijrahlah untuk memperoleh hasil kerja yang lebih baik, hijrahlah untuk mendinamisasikan kemandegan, hijralah untuk membuka kebuntuan pikiran kita, hijrahlah untuk mendapatkan kualitas hidup yang berkemajuan.