Saya punya seorang teman kuliah
yang sangat istimewa, ndak tahu apa yang membuatnya demikian, karunia Allah
barangkali, tapi sungguh saya bisa katakan bahwa dia ‘teman serba bisa’. Di
kelas IP-nya selalu di atas 3, tak heran beberapa dosen memilihnya menjadi
asisten di laboratoriumnya. Dia juga aktivis mahasiswa, dalam periode kuliahnya
ia pernah jadi dedengkot Senat Mahasiswa atau Badan Perwakilan Mahasiswa. Dia
juga penggerak perkesenian di kampunya, ngurusi teater, karawitan, seni lukis.
Dia adalah aktor teater tangguh, pemain watak, kalau berpantomin membuat
teman-temannya kagum atau tertawa karena lucu. Dia juga sutradara yang pintar
membuat pentas diminati penonton dan sponsor menyumbang. Di luar kampus aku
juga tahu dia jadi penggerak pelukis di kotanya, lukisannya juga tidak
memalukan. Dia juga pemain inti softball di kampus, sering kalau tanpa
kehadirannya timnya jadi pincang karena dia berposisi di picher, sang pelempar
bola, tidak semua bisa.
Keistimewaan sang teman ini tidak
berhenti di situ, suaranya ketika harus menyanyi juga bermain musik bisa
diterima anggota group lainnya. Aku masih ingat bagaimana kami memenangkan
kompetisi ‘tari se Indonesia’ , tampil dengan “rampak banyumasan’ dan dialah
yang jagi vokal dengan celotehan jenakanya. Ia bisa menjadi pelawak, tapi juga
bisa menjadi sosok yang serius berdebat dan diskusi bidang ilmunya. Termasuk juga bisa menjadi anak muda yang
romantis, tidak seperti aku yang jomblo hingga
tua di kampus, sementara dia punya kekasih yang cantik jelita.
Guru spiritualku bilang bahwa
orang seperti teman yang satu ini adalah orang yang dikaruniani ‘ bakat –bakat bawaan’
, ia banyak mempunyai keistimewaan , seolah menjadi orang serba bisa. Akupun
meyakini karunia seperti itu, tidak banyak orang bisa memiliki keistemewaan
seperti itu. Kemampuan memang bisa diasah, bisa dibentuk, tapi kalau tidak
memiliki bakat bawaan akan sulit mematangkannya apa lagi untuk eksis menjadi
bekal hidup di masyarakat. Bukti lain keistimewaan sang teman yang adalah pada
bidang kepemimpinan, belakangan aku dapat kabar bahwa ‘dia’ sekarang sukses
menjadi ‘seorang bupati’ di daerah asalnya dan dicintai rakyatnya.
Guru spiritualku yang lain
mengatakan bahwa orang seperti teman yang menjadi cerita pada tulisan ini
adalah ‘seorang dengan multi talenta’ , yaitu orang yang lahir dengan kemampuan
–kemampuan istimewa yang banyak. Allah
membekali otak, indra dan badan yang sama kuatnya, sehingga antara kerja
pikiran, olah indra dan tubuhnya bisa berjalan seirama, harmonis, sehingga
menghasilkan olah pikir dan tubuhnya seringkali sesuai dengan harapannya. Menurutku, sang teman yang yang memiliki multi
talenta itu barangkali kuncinya karena dia juga percaya memiliki kepercayaan diri
yang besar, kepercayaan diri itu yang membuatnya melakukan banyak hal tanpa
bebean, keyakinan itu pula yang membuat ia bisa meraih apa yang diinginkannya.
Keyakinan adalah modal penting
untuk kita berbuat dan meraih kesuksesan. Karena keraguan diri , rasa takut,
emosi, kegelisahan pikiran akan melahirkan disoreintasi dan disingkronisasi
antara pikiran dan tubuh. Niat hati ingin bersuara merdu tapi yang keluar
sumbatan di tenggorokan sehingga keluarlah suaranya yang parau dan sumbang,
niat hati dan pikiran untuk mengajak gelak tawa tawa orang tapi yang muncul
tata kalimat yang justru menyinggung orang lain dan laku yang tidak semestinya,
niat hati dan pikiran untuk tampil sabar dan tenang tapi ternyata tubuh tidak
kompromi sehingga muncul tangan yang gemetar dan wajah yang memerah, Memang
disharmoni pikiran, tubuh dan indra kita harus dinetralisir dengan kepercayaan
diri yang tangguh, tapi itu tidah mudah, tidak gampang apalagi tanpa talenta
dari sononya.